Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta, Harga tambahan biasanya dikenakan pada penumpang pesawat yang membawa barang bagasi melebihi kapasitas yang ditentukan. Tapi mantan eksekutif Qantas mengusulkan bahwa harga tambahan juga harus diberikan pada penumpang yang memiliki berat badan berlebihan.
"Orang dengan berat badan lebih dari rata-rata harus membayar lebih untuk tiket pesawat mereka dibandingkan dengan penumpang yang lebih ramping," tutur Tony Webber, mantan Chief Economist Qantas, seperti dilansir Dailymail, Jumat (13/1/2012).
Menurutnya, ide 'pajak lemak' ini harus diberlakukan karena maskapai penerbangan membayar lebih untuk bahan bakar karena berat rata-rata penduduk yang meningkat.
"Bahan bakar tambahan membutuhkan biaya sekitar 315 poundsterling (sekitar Rp 4,5 juta) per pesawat dan penambahan berat badan penumpang dapat mempengaruhi keuntungan maskapai penerbangan," lanjut Webber.
Webber menjelaskan hal ini adalah sebuah fakta, karena maskapai penerbangan harus mempertimbangan berbagai hal ketika memutuskan berapa banyak bahan bakar yang perlu ditempatkan di pesawat.
"Saya pikir diskriminatif bila orang yang menjaga berat badannya harus membayar tiket yang lebih mahal (bila harga tiket dinaikkan secara merata)," ujar Webber.
Webber mengusulkan sistem di mana orang akan membayar biaya tambahan untuk setiap kilogram berat badan yang telah ditetapkan. Dengan sistem ini, orang yang lebih kurus akan membayar lebih murah bila berat badannya berada di bawat batas yang ditentukan.
Sebelumnya, beberapa bulan yang lalu parlemen Jerman juga mengusulkan agar orang gemuk diwajibkan membayar pajak lemak. Hal ini karena dana asuransi kesehatan di Jerman yang dilaporkan mengalami defisit serius karena meningkatnya masalah kesehatan pada orang obesitas.
Obesitas merupakan istilah yang diberikan pada seseorang yang memiliki berat badan 20 persen lebih besar dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal.
Perbandingan normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30 persen pada wanita dan 18-23 persen pada pria. Jika kadar lemak seseorang melebihi ambang batas tersebut maka bisa disebut mengalami obesitas.
Obesitas terjadi akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Pada obesitas terjadi ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori dalam tubuh.
"Orang dengan berat badan lebih dari rata-rata harus membayar lebih untuk tiket pesawat mereka dibandingkan dengan penumpang yang lebih ramping," tutur Tony Webber, mantan Chief Economist Qantas, seperti dilansir Dailymail, Jumat (13/1/2012).
Menurutnya, ide 'pajak lemak' ini harus diberlakukan karena maskapai penerbangan membayar lebih untuk bahan bakar karena berat rata-rata penduduk yang meningkat.
"Bahan bakar tambahan membutuhkan biaya sekitar 315 poundsterling (sekitar Rp 4,5 juta) per pesawat dan penambahan berat badan penumpang dapat mempengaruhi keuntungan maskapai penerbangan," lanjut Webber.
Webber menjelaskan hal ini adalah sebuah fakta, karena maskapai penerbangan harus mempertimbangan berbagai hal ketika memutuskan berapa banyak bahan bakar yang perlu ditempatkan di pesawat.
"Saya pikir diskriminatif bila orang yang menjaga berat badannya harus membayar tiket yang lebih mahal (bila harga tiket dinaikkan secara merata)," ujar Webber.
Webber mengusulkan sistem di mana orang akan membayar biaya tambahan untuk setiap kilogram berat badan yang telah ditetapkan. Dengan sistem ini, orang yang lebih kurus akan membayar lebih murah bila berat badannya berada di bawat batas yang ditentukan.
Sebelumnya, beberapa bulan yang lalu parlemen Jerman juga mengusulkan agar orang gemuk diwajibkan membayar pajak lemak. Hal ini karena dana asuransi kesehatan di Jerman yang dilaporkan mengalami defisit serius karena meningkatnya masalah kesehatan pada orang obesitas.
Obesitas merupakan istilah yang diberikan pada seseorang yang memiliki berat badan 20 persen lebih besar dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal.
Perbandingan normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30 persen pada wanita dan 18-23 persen pada pria. Jika kadar lemak seseorang melebihi ambang batas tersebut maka bisa disebut mengalami obesitas.
Obesitas terjadi akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Pada obesitas terjadi ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori dalam tubuh.
0 komentar:
Posting Komentar